Oi….
Sebenarnya artikel ke 3 yang mau saya tulis bukan tentang
ini, sedikit lari dari rencana. Tapi ini memang harus saya tulis, karena saya
masih bingung dengan konsep pertanggungjawaban….. begini ceritanya…
Akhir-akhir ini tugas saya di kampus lumayan banyak
dibandingkan biasanya. Padahal saya sudah semester akhir, seharusnya saya lagi
sibuk buat skripsi. Tapi karena ada kebijakan baru di kampus lantaran
matakuliah kami tidak memenuhi standart konsorsium ilmu akuntansi dibuatlah
kebijakan penambahan matakuliah.
Oh iya, saya belum ngasih tahu brother dan sister kalau saya
Anak Akuntansi Keuangan Syariah di IAIN SU Semester Akhir dan saya sudah bukan
anak syariah lagi tapi anak fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). Sheddapp
gak tu. Hahahahahah
Semua bermula ketika kerajaan Api menyerang… #bukan… XDD
Semula bermula ketika seorang dosen hadir sebut saja namanya
Bapak Revolusioner. Dosen ini sangat hebat, jam terbangnya tinggi, semangat
perubahan yang dibawanya luar biasa. Kalau kelen baca manga One Piece Bapak
Revolusioner ini mempunyai Haki raja, kita ibaratkan dia seperti pemimpin tentara
revolusioner seperti Monkey D. Dragon XD.
Hahahaha
Sampai – sampai saya mempunyai beberapa penilaian pada saat
itu
1. Bapak Revolusioner selalu benar
2. Kalau bapak revolusioner salah ingat point yang
pertama.
Semua yang dikatakannya pada saat itu bisa akal saya terima.
Semangat saya untuk menjadi seorang akuntan bergejolak, ditambah lagi saya pada
saat itu masih mempunyai alasan yang sangat penting untuk terus berjuang di
kampus itu.
Lalu sampai pada keputusan bahwa pihak jurusan menambah 8
matakuliah untuk memenuhi standart konsorsium, sampai disini saya masih
semangat. Karena saya sadar untuk menjadi seorang akuntan yang handal, memang
diperlukan penambahan-penambahan matakuliah itu.
Pada saat saya di tanya apakah setuju atau tidak untuk
menambah matakuliah, saya menyatakan setuju baik dari ucapan dan ketetapan
dalam hati. Untuk membuktikan tanda persetujuan saya bisa di cek terdapat
tanda-tangan saya di lembar persetujuan tersebut.
Sebulan pertama saya masih semangat untuk mengikuti
pelajaran dan mengerjakan tugas-tugas tersebut. Bulan ke dua juga sama. Sampai pada
bulan 3 dan ini yang menjadi masalah sebenarnya. Alasan saya berjuang di kampus
sudah hilang, motivasi yang dari semester awal di dapat hilang tak bersisa
seketika.
Sehingga saya kembali
ke kebiasaan lama, yaitu kalau untuk diri sendiri saya bisa semena-mena. Mau memperhatikan
kuliah, gak ngerjain tugas, bodo amat. Karena yang rusak diri sendiri bukan
orang lain.
Lalu sampai pada beberapa hari yang lalu, saya chatting
dengan seorang teman, sebut saja namanya mawar (bukan nama asli XD), saya
bertanya beberapa hal sama dia, lalu sampai pada topik tanggung jawab. Lalu dia
memberitahu saya QS. As Shaff Ayat 2-3.
Artinya :
Hai orang-orang yang
beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?. Amat besar
kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
Berhubung waktu sudah menjelang magrib, jadi saya hanya
membaca nya tanpa ada maksud memahami lebih dalam, sampai pada akhirnya setelah
sholat isya, masuk sms dari teman saya yang menanyakan latihan Akuntansi
Intermadite yang seharusnya di kumpul siang kemarin.
(Sejujurnya, saya sudah hopeless mengerjakan tugas-tugas
dikampus sekarang, karena motivasi yang sudah menghilang tadi. Berganti dengan
saya mempunyai tujuan yang lain sekarang. Jadi saya sudah gak fokus dengan yang
lain. Sibuk memikirkan diri sendiri)
Lalu teman saya tersebut mengatakan, kalau tugasnya belum
siap, karena ada kendala sehingga tidak bisa mengerjakan tugasnya dan dia ingin
melihat kerjaan saya. Padahal kalau dia tahu saya malah mau melihat pekerjaan
dia, atau teman-teman yang lain tanpa ada usaha untuk mengerjakannya
sedikitpun. ==’’
Tiba-tiba kebiasaan saya memikirkan hal-hal aneh muncul
lagi, saya teringat dengan surah As Shaff yang dikasih teman saya sore tadi
menjelang magrib, lalu saya mengaitkannya segala hal mulai dari ayat, kuliah,
tugas, motivasi dan banyak yang lainnya.
Beberapa menit saya memikirnya,
Alhamdulillah saya mempunyai titik terang dengan masalah tersebut. Begini ceritanya…..
Awalnya kan karena ada bapak revolusioner tiba-tiba ingin
merubah sistem perkuliahan, dan pada awalnya saya masih mempunyai motivasi
untuk menjadi seorang akuntan. Lalu motivasi itu hilang karena satu dan lain
hal. Sehingga saya sudah tidak peduli lagi dengan hal yang berhubungan dengan
perkuliahan, ini berlangsung beberapa bulan balakang.
Sampai pada akhirnya saya chatting dengan teman saya dan cerita tentang pertanggungjawaban. Lalu
dia memberitahu QS. As Shaff Ayat 2-3.
Lalu saya mengaitkannya dengan awal mula penambahan
perkuliah yang sudah saya beritahu di awal. Disana saya sudah jelas dan tegas
saya mengatakan baik dalam hati maupun perkataan trus ada tanda tangannya pulak
kalau saya sudah menyetujui penambahan matakuliah yang akan diberikan.
Otomatis saya harus bertanggungjawab dengan yang telah saya
katakan. Kalau tidak berarti Allah akan murka sama saya, atau saya bukan masuk
dalam golongan orang-orang yang beriman??? #jangan sampek la.
Kalupun ditengah jalan saya berubah haluan dan sudah tidak ada
motivasi untuk melanjutkannya mau tinggal enaknya saja, berarti saya sudah
tidak konsisten dengan apa yang telah saya katakan, dan tidak bertanggung jawab
dengan perbuatan saya kemarin. #ini jelas-jelas salah. Dan Allah akan murka
dengan perbuatan saya itu.
Sebenarnya masalahnya tidak sesimple itu, saya mempunyai
tanggungjawab yang lebih besar lagi, saya teringat dengan orang tua saya. Saya mempunyai
tanggungjawab untuk segera lulus kuliah apapun itu ceritanya, bayangkan hampir
6 tahun saya kuliah belum tamat-tamat, anak SD saja tamat 6 tahun, berarti saya
tidak lebih pintar dari anak SD.
Asal brother dan sister tahu, selama saya kuliah orang tua
saya tidak pernah sekalipun menyakan IPK saya, Gokiil gak tu!!! mereka sangat
percaya dengan kemampuan anaknya yang tidak bertanggungjawab ini.
Lantas kalau diakhir jalan saya kehilangan motivasi terus
saya dengan seenaknya membuang tanggungjawab saya untuk segera lulus, saya
masih terlalu egois rupanya. Gak jauh beda dengan pada saat saya masih di
Madrasah dulu. Sadar oi udah hampir 24 tahun hidup il…!!
Padahal kalau di masukan ke akal sehat, apabila kita sudah
memutuskan masuk di suatu institusi atau apapun itu namanya, kita harus bertanggungjawab
menyelesaikannya. Apapun yang terjadi, jangan banyak mengeluh terus berjuang
sampai akhir.
Jangan menyalahkan motivasi yang sudah menghilang, ingat
kesalahan selalu ada pada diri sendiri. Jangan suka menyalahkan orang lain. Tetap
tenang jangan banyak mengeluh, selama kita berada di trek yang lurus (Al-Qur’an
dan Hadits), Allah selalu bersama kita.
Saya gak ingin melihat Allah murka, karena banyak umat yang
binasa karena kemurkaan Allah, contohnya kaum nabi Nuh, itu sangat mengerikan.
……......
Sebenarnya ada satu lagi pertanggungjawaban kita dan ini
lebih besar, yaitu pada saat kita dikandungan kita sudah berjanji kalau tiada
tuhan selain Allah. Kita mengatakan itu. Jadi kita harus bertanggungjawab
dengan yang kita katakan. Dan semua itu akan kita pertanggung jawabkan di
akhirat kelak
Allah berfirman dalam QS. Al-An’am Ayat 162
Artinya :
Sesungguhnya sembahyangku,
ibadatku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan Semesta Alam
Kalau kita ibaratkan kuliah dan mengerjakan tugas itu
sebagai salah satu ibadah kita dalam menuntut ilmu, berarti nanti akan kita
pertangungjawabkan kelak. Jangan menyerah sebelum mencoba. Walaupun sudah tidak
ada motivasi setidaknya berusalah untuk menyelasaikannya. Saya memang hamba
yang hina.
Semoga kita bisa menjadi lebih baik.
…………
Kira-kira gitu brother sister hal yang saya kaitkan dengan
kejadian kemaren. Sekarangpun saya juga belum bertanggungjawab, saya lebih
memilih menulis tulisan bebas ini dari pada mengerjakan tugas saya. Dasar makhluk
tak bertangungjawab!!
Yaudah segini dulu la brother sister hal yang saya komentari
saat ini, semoga kita semua menjadi hamba yang lebih baik lagi. Dan terus
diberi kekuatan dan ketabahan menjalankan seluruh perintahnya dan menjauhi
seluruh larangnya. Karena ini tanggungjawab kita, kalau tidak kita tanggunglah
hajap dari Allah.
Cat : yoooosssh… mari kita akan berjuang untuk beberapa
bulan lagi. Dan menyelesaikan tangungjawab dengan sekuat tenaga, karena usaha
keras tak akan mengkhianati kata anak-anak JKT48 XDD
Rabbana atina fid-dunya hasanatan wa fil 'akhirati
hasanatan waqina 'adhaban-nar.
(Senin 06 Januari 2014 : 13.15)
masuk akal juga hikssssss
BalasHapusayo kita berjuang sedikit lagi jul. hahahaha
BalasHapus